Surakarta, 11 November 2024 – Dalam rangka penguatan nilai-nilai kebudayaan dan cinta tanah air, siswa siswi SMKN 2 Surakarta telah melaksanakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bertema “Bangga Batik Tulis sebagai Warisan Budaya Nusantara” yang didampingi oleh mahasiswa PLP Universitas Sebelas Maret (UNS). Kegiatan ini dilaksanakan selama satu minggu dimulai dari tanggal 11 hingga 15 November 2024, di lingkungan sekolah dan di industri batik yang terletak di wilayah Surakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya melestarikan batik tulis yang merupakan salah satu kebudayaan nasional dan produk khas dari Kota Surakarta. Selama kegiatan para siswa diminta untuk mencari informasi dan juga materi mengenai batik tulis mulai dari sejarah, pengertian, proses pembuatan, hingga pemasaran dari batik tulis itu sendiri. Materi yang didapatkan siswa tidak hanya berasal dari internet saja tetapi mereka juga melakukan kunjungan ke industri batik tulis yang ada di wilayah Kota Surakarta yang dilaksanakan pada hari kedua dari rangkaian kegiatan P5.
Pada kegiatan kunjungan para siswa dilaksanakan secara berkelompok dengan beranggotakan 4 orang setiap kelompok diberikan pengarahan pelaksanaan kunjungan ke industri batik. Kegiatan kunjungan ini berfokus kepada industri UMKM batik tulis dengan tujuan agar para siswa mengetahui proses pembuatan batik tulis secara manual dan detail dari setiap proses pembuatan batik tulis. Setelah kegiatan kunjungan dan juga wawancara siswa diminta untuk membuat catatan mengenai apa yang sudah didapatkan dari kegiatan kunjungan dan berbagi dengan kelompok lain melalui presentasi di depan kelas.
Pada rangkaian kegiatan P5 kali ini para siswa tidak hanya mendapatkan materi mengenai batik tulis saja, tetapi para siswa juga diberikan kesempatan untuk berekspresi melalui batik tulis itu sendiri. Pembuatan batik tulis oleh para siswa dimulai pada hari ketiga hingga hari terakhir kegiatan P5 ini, pembuatan batik tulis diawali dengan pembuatan sketsa manual menggunakan pensil pada kertas hvs yang digambar menggunakan pensil untuk pola masing-masing siswa. Pembuatan pola disesuaikan dengan kreatifitas masing-masing siswa, pembuatan pola dilakukan selama 1 hari pada hari ketiga.
Gambar Salah Satu Pola yang Dibuat oleh Siswa
Setelah proses pembuatan pola pada kertas, siswa melakukan pembuatan pola pada kain yang nantinya akan menjadi media pembuatan batik tulis. Pola pada kain digambar menggunakan pensil dan dibuat berkelompok yang beranggotakan 4 orang dengan 1 kain dibagi 4 bidang yang nantinya akan menjadi pekerjaan masing-masing dari setiap siswa.
Gambar Proses Pemindahan Pola ke Media Batik Tulis
Proses pembuatan pola pada kain merupakan salah satu proses yang disukai oleh para siswa, salah satu siswa kelas X TKL B Choirul menyampaikan “Seru sekali pak dalam menggambar pola karena kami dapat mengekspresikan kreativitas kami dengan bebas, selain itu kami juga merasa bahwa kami punya bakat dalam membuat batik” ujar Choirul. Setelah proses pembuatan pola kemudian dilanjutkan dengan pembuatan batas pewarnaan menggunakan malam dengan proses canting secara manual. Pada proses ini para siswa diajak untuk melakukan praktik dari apa yang sudah didapatkan pada saat kunjungan ke industri UMKM batik tulis.
Gambar Proses Pembuatan Pola Menggunakan Teknik Canting
Proses terakhir dari pembuatan batik tulis ini adalah proses pewarnaan, pada proses pewarnaan para siswa menggunakan pewarna bubuk yang kemudian dilarutkan pada cairan campuran air dan water glass. Para siswa terlihat sangat antusias pada proses pewarnaan ini, mereka mengkombinasikan berbagai warna kemudian dituangkan kedalam pola batik yang sudah dibuat dan dilapisi dengan malam cair. Setelah proses pewarnaan dilakukan proses finishing atau pelapisan pada pola batik agar tidak memudar.
Gambar Proses Pewarnaan Batik Tulis
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Bapak Nurgiyanto, S.Pd menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memupuk rasa cinta tanah air dan peduli terhadap warisan budaya nusantara kepada generasi muda. “Melalui kegiatan ini, kami berharap para siswa dapat mengenal, mencintai, dan memiliki kebanggaan terhadap batik tulis yang merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia” ujar beliau.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, SMKN 2 Surakarta berharap dapat menjadi contoh bagi sekolah lain dalam mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila melalui pendekatan budaya. Semangat siswa-siswi dalam melestarikan batik tulis menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki potensi besar dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Nusantara ke tingkat yang lebih luas.